Inggris Melihat Bisnis Digital Indonesia – Saat ini sudah sangat banyak orang yang melakukan bisnis untuk dapat membuatnya merasa sangat menguntungkan. Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Marry Truss biasa disapa Liz Truss mengaku bangga bisa membantu wirausahawan baru dalam bisnis teknologi rintisan untuk menjadi unicorn Indonesia di masa depan yang diwadahi di Bogor Creative Center (BCC).
Hal tersebut disampaikannya saat membuka sambutannya saat meluncurkan program Nurture to Scale. Ini adalah program oleh Kedutaan Inggris untuk Indonesia yang membina 35 bisnis teknologi rintisan.
“Senang sekali bisa berada di Bogor Creative Center untuk merayakan wirausahawan teknologi kami. Mereka mendorong pemulihan kita melalui inovasi dan kecerdikan,” ujar Liz Truss di BCC Jalan Jalan Ir H Juanda, Kota Bogor.
1. Inggris kagumi revolusi bisnis teknologi digital di Indonesia
Inggris melihat kemajuan bisnis teknologi digital Indonesia yang luar biasa. Dia mengatakan Indonesia dan Inggris adalah mitra teknologi alami yang dipersatukan oleh keyakinan negara itu pada sistem perusahaan yang bebas.
“Negara-negara kita yang condong ke depan melihat ke masa depan dan merangkul peluang. Itulah mengapa kita dapat melihat hasil yang luar biasa dari revolusi digital Indonesia,” ujarnya.
2. Indonesia punya 6 unicorn dan ada Gojek sebagai decacorn
Inggris melihat potensi besar usaha rintisan di Indonesia. Saat ini, ada enam unicorn teknologi yang sukses bernilai lebih dari 1 miliar poundsterling dan decacorn pertama yaitu Gojek dengan lebih dari 10 miliar poundsterling.
“Sore ini saya bertemu dengan beberapa driver Gojek wanita di Monas untuk menyaksikan langsung kerja keras dan dedikasi yang mendorong kesuksesan perusahaan ini,” kata Truss.
3. Adopsi teknologi saat pandemik jadi peluang ketahanan ekonomi masa depan
Truss mengatakan perdagangan digital dengan cepat menjadi bentuk perdagangan yang dominan secara global, sehingga menjadikan teknologi penting bagi kemakmuran kita di jangka panjang. Adopsi teknologi hanya bisa dipercepat setelah COVID-19, yang menunjukkan pentingnya teknologi bagi ketahanan ekonomi.
Hal itu membuat Inggris dan Indonesia menangkap peluang masa depan dengan memperdalam hubungan ekonomi khususnya di bidang teknologi.